Pages

Minggu, 21 Oktober 2012

Demam Pada Anak | Fakta dan Mitos

Demam pada anak seringkali sangat membuat kita sebagai orang tua menjadi khawatir. Apalagi banyak mitos yang berbeda – beda. Lalu sebenarnya bagaimana sih fakta dan mitos dari demam pada anak ? kita sebagai orang tua tentu ingin yang terbaik bagi anak kita. Sungguh sangat sedih rasanya apabila melihat anak kita sakit. Rasa – rasanya jika bisa, ijinkanlah kita sebagai orang tua untuk mengambil sakit pada anak kita. Apalagi jika baru kita baru pertama kali mempunyai anak dan kita tidak dekat dengan orang tua kita yang notabene mestinya lebih berpengalaman. Yuk kita lihat seputar mitos dan fakta tentang demam pada anak


  • Mitos : Setiap anak yang demam dapat terkena kejang demam. 
  • Fakta : memang hal yang paling ditakutkan ketika anak kita demam adalah menjadi kejang. Menurut data, hanya 4% anak – anak yang dapat terkena kejang setelah demam. 
  • Mitos : Kejang setelah demam adalah sesuatu yang berbahaya. 
  • Fakta : Tidak bisa dipungkiri Kejang demam memang menakutkan, tetapi akan berhenti dalam 5 menit. Anak yang mengalami kejang demam tidak beresiko menderita gangguan tumbuh kembang, gangguan belajar dan biasanya tidak menyebabkan kerusakan otak. Kejang demam pun tidak berpotensi akan membuat anak kita sering kejang walau tidak demam. 
  • Mitos : Jika anak kita dipegang hangat, berarti ia demam 
  • Fakta : Anak dapat menjadi hangat jika dipegang kalau bermain terlalu bersemangat, menangis atau berada dalam lingkungan yang panas.setelah 10 – 20 menit biasanya temperature kulit mereka akan kembali normal setelah melepas panas. Sangat disarankan menggunakan thermometer untuk mengukur suhu badan dan tidak hanya berpatokan pada tangan / punggung tangan. Anak dapat dikatakan demam jika diukur dengan thermometer mendapat suhu diatas 37,2 derajat celcius pada lipat ketiak , suhu diatas 38 derajat celcius pada rectal, telinga, dahi atau lewat thermometer lewat mulut. 
  • Mitos : jika tidak diobati, demam akan bertambah tinggi 
  • Fakta : hal ini tidak benar, dikarenakan otak manusia mempunyai thermostat. Demam yang disebabkan oleh infeksi biasanya tidak melebihi 39,5 – 40 derajat celcius. Sangat jarang diatas 40,6 atau 41,1 derajat celcius. 
  • Mitos : semua demam tidak baik untuk anak dan perlu diberi penurun panas. 
  • Fakta : demam terjadi dikarenakan tubuh mengaktifkan system pertahanan tubuh dan membantu tubuh untuk melawan infeksi. Demam merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh. Maka suhu tubuh antara 37,8 – 40 derajat celcius sesungguhnya baik untuk anak yang sakit dikarenakan tubuh nya berusaha untuk melawan penyakit. Yang terpenting adalah keadaan anak yang lebih penting. Demam perlu diberi penurun panas jika menyebabkan ketidak nyamanan ( biasanya diatas 39 atau 39,5 derajat celcius ) 
  • Mitos : Dengan diberi penurun panas demam seharusnya turun dan suhu tubuh menjadi normal kembali. Jika tidak segera turun maka penyebabnya serius 
  • Fakta : pemberian turun panas demam biasanya turun 1 – 1,5 derajat celcius. Demam yang tidak berespon terhadap obat penurun panas dapat disebabkan oleh bakteri atau virus dan tidak berhubungan dengan tingkat keseriusan / keparahan infeksi. 
  • Mitos : Jika setelah diberi turun panas lalu suhu tubuh telah turun, seharusnya tubuh tidak akan naik lagi. 
  • Fakta : secara normal, demam akan bertahan selama 2 – 3 hari pada sebagian besar infeksi virus. Oleh karenanya jika efek penurun panas habis, demam akan kembali dan perlu diberi penurun panas lagi. Menurut pengalaman pribadi, dokter anak sikecil berkata kalau pemberian penurun panas dihentikan jikalau telah 24 jam anak kita sudah tidak demam lagi. Demam akan hilang sendirinya setelah tubuh dapat mengatasi virus tersebut ( biasanya pada hari ke 4 ). 

Demikian beberapa fakta dan mitos pada demam pada anak yang banyak beredar di masyarakat. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar